KENAPA SUKA MENULIS
Gue merasa bersyukur sih karena allah kasih salah satu keahlian manusia" menulis". Jujur gue senang banget curhat melalui tulisan, kenapa? karena pada hakikatnya tulisan itu penuh dengan makna, ide imajinatif, opini-opini, kreativitas dan masih banyak lagi yang menyangkut hal-hal positif. Lagi lagi gue jatuh cinta sama yang namanya"menulis".Selain itu gue hobi banget baca blog orang-orang yang menurut gue kreatif dan penuh inspiratif.
Menurut gue berkat "menulis" gue bisa mencurahkan segala isi hati gue. Karena ketika lagi menulis gue menemukan sebuah kenyamanan, kedamaian, keterbukaan dan lebih berlapang hati dalam menyampaikan pikiran dan perasaan. Menulis bisa menimbulkan energi positif buat diri gue sendiri akibatnya gue jadi punya banyak topic yang bisa gue bahas, banyak hal menarik yang bisa gue sampaikan dan ceritakan serta menyenangkan.
Sangat amat berterima kasih gue terhadap guru Bahasa Indonesia yang telah mengajarkan gue tentang "seputar menulis". Semenjak SMA gue udah suka menulis entah itu "dalam bentuk diary atau semisal disuruh bikin tugas puisi atau karangan gue bahagianya bukan main". Gue sempat kepikiran ingin mengambil jurusan kuliah sastra indonesia atau pendidikan bahasa indonesia. Tapi mama enggak mengizinkan yaudah akhirnya gue menyalurkan hobi ini melalui blog ini.
Berkat menulis gue jadi paham akan perasaan gue. Tentang apa yang gue rasakan, berkat tulusan gue jadi lebih sedikit jujur dengan "ruang hati gue" ya mungkin karena menulis juga gue jadi bisa jujur terhadap diri sendiri tentang apa yang sering gue rasakan. Gue enggak menemukan kenyamanan ataupun kedamaian yang haqiqi untuk"curhat" selain kepada "allah" dan melalui tulisan yang gue tulis di blog ini.
Karena menulis jadi salah satu moddy yang menyenangkan ketika "suntuk atau sedih"menghampiri gue dengan begitu saja. Menulis menjadi pelipur lara nomor 2 selain yang utama" doa". Gue lebih nyaman menulis ketimbang berbicara. Karena kalau berbicara gue merasa "selalu punya batasan", kalau saat berbicara gue merasa enggak punya ruang sendiri buat mengekspresikan diri, karena pada saat bicara bisa jadi konsumsi publik bukan untuk diri gue sendiri lagi secara utuh. Karena pada saat bicara kadang harus dengar omongan kiri-kanan-muka-belakang.
Komentar
Posting Komentar