Fenomena Pelakor
Gue lagi ingin mengeluarkan opini seputar pelakor ( Perebut Laki Orang ) atau lebih dikenal orang ke 3 lah ya. Lagi trend banget dikalangan jaman now buat adanya "pelakor" terutama di "rumah tangga". gue bakal bahas satu persatu dari sisi yang berbeda.
Pertama gue bakal bahas dari sisi "perempuan" si istri sah. Si lelaki atau si cowok yang selingkuh itu enggak mikir gimana perasaan istrinya??? dia enggak membayangkan dia memulai kehidupan barunya dari sebelum menikah hingga menikah itu dimulai dari nol sama istrinya. Dia enggak mikir istrinya begitu hebat udah punya keputusan besar "hidup bersama" seseorang yang dicinta, yang ia sayangi dan rela berbagi kehidupan. Terlebih semisal udah punya anak, dia enggak bayangin "pertaruhan nyawa istrinya buat melahirkan anaknya ke dunia". Dia enggak mikirin susah payahnya si istri buat mendidik anak-anaknya, mengorbankan dirinya, meleburkan dan mengesampingkan beberapa keinginannya yang belum terwujud. Kalau menurut gue ga akan ada di dunia ini wanita manapun yang "sah" rela buat berbagi hati sama wanita lain.
Kedua gue lihat dari sisi si anak. Berat banget beban mental intinya. Mungkin dari luar keliatannya seorang anak "baik-baik aja " tapi enggak tau apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Melihat ayahnya lebih memilih "mendua atau bersama wanita lain ketimbang ibunya sendiri". Si anak akan cenderung melihat dan menilai apa yang ada di depan mata. Adanya perasaan kecewa, karena biasanya anak cenderung menjadikan " ayah sebagai contohnya untuk dalam kehidupannya ". Tapi setelah melihat tingkah ayahnya yang seperti itu, bagian mana lagi yang harus dicontoh. Jiwa anak bakal sangat rapuh apalagi jika terjadi perceraian. Adanya "rasa trauma" mungkin untuk si anak menatap masa depannya "yang ia rasa akan suram" dia melihat ke arah pembelajaran yang terjadi pada orang tuanya. Si anak merasa kasih sayangnya terbagi. Ga ada di dunia ini anak manapun rela berbagi hati dan kasih sayang ayahnya kepada orang lain yang bukan keluarganya.
Ketiga opini gue tujukan pada " sang pelakor" terutama pada "kaum perempuan/ wanita". Sesama wanita nih apa pantas menyakiti hati sesama wanita. Coba posisikan diri sebagai "yang tersakiti". Ketika lu sebagai seorang " pelakor " merasa suci buat mencintai pasangan orang lain. Lebih tepatnya mengambil hak orang lain. ITU DOSA BANGET!!!. bayangkan jika itu terjadi di diri "sang pelakor". Apa sebagai wanita enggak mikirin nasib si istri sah dan anaknya si lelaki yang kamu rebut dari genggaman istri sah tercinta. Logikanya udah salah banget kalau bilang" kenapa si cowok/ lelaki mau? dia yang mulai duluan? tamu ga akan masuk kalau enggak dibukain pintu sama orang rumah?iya itu benar tapi apa salahnya " menghindari itu semua" kalau ga dibukain pintu sekalipun dan anda " sang pelakor " bisa masuk berarti anda itu "MALING" mengambil apa yang bukan menjadi hak milik. Sebagai seorang wanita apa enggak membayangkan "karma apa yang akan terjadi". Belum lagi banyaknya sumpah serapah, cacian, hinaan dari banyak orang. Apapun alasannya itu tetap salah intinya.
Terakhir ini buat sang "lelaki" manapun yang mendua/ selingkuh. TOLONG DIPIKIR BAIK-BAIK. kalian lebih milih batu kerikil dibanding berlian "istri sah". Padahal kalian udah lumayan enak punya anak dan istri yang sangat mencintai kalian. Pikir ulang kalian itu cuma "BUTIRAN DEBU" tanpa adanya anak istri kalian. Syukur- syukur kalau kalian udah kaya dari lahir, ini udah tampang pas-passan, gaya slengekkan, kaya juga enggak malah sok-sok selingkuh. Otaknya ditaruh dimana sih???. Tanpa kalian sadari kalian udah "menghilangkan surga kalian". Karena lebih milih "wanita pendosa" sang pelakor yang kalian anggap " surga dunia, cantik dan lebih dari segala-galanya". Inget aja kalian bakal segera "dapat karma yang luar biasa".
Komentar
Posting Komentar