SOSIAL SELAMA BERSEKOLAH
Kali ini gue mau menceritakan seputar Sociaty gue selama bersekolah. Lingkungan gue, selama gue bersekolah itu melalui fase apa saja. Dimulai dari pada saat gue tk. Jujur yah, gue aslinya pemalu banget sama kayak mama gue sendiri. Gue tipe anak yang sebenarnya ga bisa jauh dari orang tua. Apa-apa serba mama. Sehingga pada saat tk gue kurang dekat dengan teman-teman gue selama disekolah karna diiringi dengan sifat pemalu gue jadi sering di BULLYING ( dikerjain, diledekkin, diketawain ) sama beberapa teman gue yang alhasil gue punya ketakutan tersendiri dalam memilih pertemanan terlebih asli gue juga suka cengeng selama di tk apalagi gue anak rumahan banget dan jarang main keluar juga.
Pada fase SD ( sekolah dasar) ya, namanya anak sekolah , apalagi masih kecil lah ya, masih memilah milah dalam pertemanan masih suka ngambek-ngabekkan. Pernah ada satu kejadian dimana gue dibullying sama seorang anak cowok dan itu kelewatan banget sih karna udah kontak fisik akhirnya gue cerita ke ayah. Alhasil ayah gue ke sekolah menemui anak itu tanpa sepengetahuannya gue dari awal dan akhirnya semenjak kejadian itu anak cowok itu ga pernah gangguin bahkan tegur sapa dengan gue. Selain itu pernah kejadian juga pada saat acara perkemahan sd jadi itu ada kakak kelas gue yah cewek entah itu sengaja atau ga sengajapun dia menginjak jaket gue yang ada di tenda perkemahan , dengan mata kepala gue sendiri trus dia ga minta maaf ( WATADOS ) wajah-tanpa-dosa dia berlalu gitu aja. Gue ga terima dong dengan perlakuannya dia, akhirnya gue omongin baik-baik dan dia malah marah balik yang notabennya dia yang salah akhirnya berantemlah pada saat itu dan yang melerai para guru ( GUE GA NYANGKA SEGITU BESAR NYALI GUE TANPA GUE SADARI) kalo dipikir-pikirkan dia senior harusnya gue ada rasa takut dong buat marah. Dari kejadian itu gue paham ( DIBAWAH RASA TEKANAN DAN TAKUT TERDAPAT KEBERANIAN YANG KITA GA PERNAH MEMBAYANGKAN).
Lalu berlanjutlah pada fase masa SMP, semenjak kejadian gue ngelabrak kakak senior gue dan guru gue sempat cerita ke ayah, akhirnya ayah kasih sebuah pesan ke gue. Sebenarnya ayah yang mempelopori dan menghasut gue untuk punya sebuah keberanian dalam bersosial. Ayah gue pernah ngomong begini " AYAH TAU SIH KAMU BISA BELA DIRI SENDIRI, SELAIN ITU AYAH TAU KAMU PUNYA NYALI LEBIH BESAR DARI AYAH, DALAM HIDUP INI KALAU KAMU GA BERANI NGOMONG / BICARA TENTANG APA YANG KAMU INGIN KAMU GAKKAN PERNAH JADI SESEORANG YANG MAJU". Itu jadi catatan tersendiri bagi gue. semenjak saat itu gue jadi berusaha untuk sedikit-demi sedikit mengurangi rasa malu gue untuk ngomong sama orang lain, untuk bergaul sama orang lain dan alhamdulillah gue juga menemukan pertemanan yang lumayan sehat selama bersekolah di smp. Dikarenakan pada saat itu gue tertarik ikut beberapa ekstrakurikuler yang menfasilitasi gue untuk lebih dekat dengan lingkungan sekolah gue. Dari sana gue punya sahabat dan orang-orang baru yang ibaratnya bisa sedikit mengubah pola pikir gue. Semasa smp gue lebih cenderung mengikuti ekstrakurikuler ( yang berbau seni ) dari sana ketahuan hobi gue mulai keliatan. selama setahun awal bersekolah gue cuma focus ke bidang seni aja akhirnya gue merasa hidup gue stuck disana aja. Belum merasa puas, gue pengen eksplore lebih dalam soal diri gue sendiri, gue pengen lebih membuka luas wawasan gue sendiri dan gue memutuskan untuk gabung di kelompok Bimbingan Konseling yang ga terlepas dari guru gue juga. berkat bimbingan konseling itu gue jadi lebih mulai punya keberanian yang meningkat dalam hal " berbicara yang berfaedah" entah itu tentang wawasan maupun sosial. Setelah lulus smp tepatnya setelah UN itu gue liburan lumayan lama bisa dibilang kurang lebih 2 bulan. Sehingga membuat gue tenggelam menjadi diri gue yang makin individual lagi. Kalau gue udah liburan dirumah yaudah gue udah merasa nyaman aja dan kurang tertarik keluar rumah apalagi kalau udah ada hp dan internet.
Lanjut ke fase SMA. di fase ini gue awalnya mengira pertemanan gue se-seru dan segampang pertemanan pada masa smp. Ternyata enggak sama sekali. Mulai deh berlika -liku lagi adaptasi dengan lingkungan baru. Awalnya menemukan beberapa orang yang tidak menyenangi sifat gue. Gue itu pada awal-awal sekolah cenderung pasif. Kalau enggak diajak ngobrol duluan mungkin gue bisa diam seharian sampai lonceng sekolah bunyi. Untungnya gue ketemu teman sebangku yang lumayan ceria dan cerewet alhasil kebantu lah buat adaptasi. dengan keberadaan beberapa orang yang tidak menyenangi gue entah karena sikap gue yang pasif itu jadi mereka mengira gue sombong dan angkuh serta gue juga tidak pernah menjelaskan kepada mereka tentang diri gue yang sebenarnya pada saat itu. Dari lahir gue emang punya muka berkarakter jutek nah itu yang sangat dibuat kesal oleh banyak orang kepada gue. Di pertengahan semester mulai lah bisa beradaptasi dan terlihat lah sifat aslinya gue segimana akwardnya mereka melihat aslinya gue jauh dari kesan awal yang mereka tanggap tentang gue. Gue ngerasain fase susahnya gue buat punya teman yang sehati, sepemikiran dan nyaman untuk versi gue sendiri. Segimana usahanya gue buat ga nangis kalau ada yang ga suka sama gue, segimana usahanya gue untuk tetap berlaku care meski sebenarnya gue termasuk individual dalam lingkungan tapi gue selalu mencoba buat menerobos itu semua. Terima kasih buat orang-orang yang dulunya mungkin ga suka dengan keberadaan gue, dengan sikap gue dengan semua yang ada pada diri gue. Berkat kalian gue bisa jadi pribadi yang merubah pola pikir gue kedepannya. Meski gue paham gue juga ga pengen punya muka berkarakterkan jutek, judes seperti yang kalian kira begitu menyeramkan. Mirisnya lagi gue selama fase bersekolah selalu punya musuh yang sebenarnya gue ga ingin punya musuh. Tapi pada akhirnya allah takkan pernah membiarkan hambanya sendiri dalam berkehidupan dengan memberikan beberapa teman yang sejiwa, sepaham, memberikan kesan nyaman dalam berkehidupan dan itu selalu gue syukuri.
Yang dulunya mereka pada ga suka dengan pola pikir, tingkah laku dan segala sesuatu yang gue lakukan pada akhirnya mereka paham dengan sendirinya. bahwa muka aja ga menjamin afdol atau enggaknya sebuah pertemanan. Bahkan dengan kepasifan dan ke individualan gue juga harus gue kikis sedikit-demi sedikit agar bisa menjadi pribadi yang nyaman dalam bersosial.
Enggak sampai disana aja. gue awalnya mikir dengan awal pertemanan di SMA gue menemukan fase cukup buruk dan merosot akhirnya gue mikir buat yaudah kerjaan gue " datang -sekolah-pulang" tapi nyatanya allah ga pengen gue cuma kaya gitu doang selama masa remaja. Teman-teman gue atau guru gue selalu aja ngajakkin gue untuk mengikuti kegiatan diluar jam sekolah kaya seminar, lomba dan event lainnya. Awalnya gue mikir, tujuan awal gue buat sekolah doang, itu juga gue disekolah suka moodyan kalau ngobrol sama banyak orang gue cenderung kurang suka dan lebih milih kalau ngobrol sama orang yang menurut gue nyaman buat diajak bicara aja. Gue juga tipe orang yang kalau ga penting-penting amat gue ga akan ngomong. Kebayang dong seharusnya kalau gue ikut kegiatan diluar jam sekolah dengan karaktek gue yang begitu wkwkwk.
Tapi ternyata ada faedahnya juga gue ikut kegiatan kaya seminar gue pernah ikut dan ngutip kata-kata pembicaranya " bayangin deh kalau kita sebagai manusia cuma melakukan suatu aktivitas yang itu-itu aja selama hidup" betapa mono dan stucknya hidup kita" JLEB sih gue jadi merasa bahwa itu gue banget. semenjak saat itu gue jadi mikir bahwa ikut kegiatan itu sebenarnya seru asalkan positif buat diri sendiri. Selain itu faedah ikut kegiatan seminar, lomba dan organisasi itu juga membawa feedback buat kehidupan gue. Yang tadinya ga suka ngomong akhirnya lambat laun jadi suka ngobrol dan omongin apapun yang intinya menurut gue ada faedahnya karna pada saat event tersebut gue ketemu orang-orang yang pikirannya luar biasa dan bisa diajak bertukar pikiran. Berkat itu juga gue jadi lebih banyak belajar buat ramah dan senyum sama lebih berani menatap seseorang kalau lagi bicara.
Disamping gue ikut seputar seminar, lomba dan event lainnya. gue juga sempat kecantol ikutan program "bela negara" ilmu banget nih gue saranin kalau disekolah atau di institusi manapun lo berada, kalau lo menemukan kegiatan kaya gini mending lo ikut deh. Ini berfaedah banget, kenapa gue sampai menyarankan sebegitunya karena ketika lo ikut program ini ibaratnya dapat "paket lengkap" lo bakal ketemu teman baru dari berbagai sekolah, pola pikir yang berbeda-beda menjadi satu nantinya, belum lagi pengalaman hidup dan materi seputar wawasan yang bisa dibilang kren lah untuk remaja seusia kita. Di program ini lo bakal dapat bekal ilmu seputar pbb, jadi enggak cuma di paskibra aja lo belajar pbb selain itu juga cara public speaking yang benar dan yang terpenting kekompakkan satu sama lain begitu terjalin selama rangkaian acara. mungkin nextime gue akan bahas seputar program apa aja yang pernah gue ikutin selama disekolah tapi di blog selanjutnya hehe.
Puncak ke-merosotan gue dalam berteman mulai lagi pas ada event untuk akhir semester 2 di tahun pertama sekolah. Gue sempat kepilih untuk jadi kepala divisi Drama untuk kesenian nah disana itu gue mencoba untuk perfect agar tidak ada kesalahan pada saat gue menjadi kepala divisi. akibatnya sedikit ada yang kontra karena latihannya tiap hari, dan gue masih suka ego kalau ada yang ga bisa datang buat latihan. Sampai di titik gue disadarin sama beberapa teman terdekat yang obrolin dari hati ke hati agar gue lebih bijaksana lagi dalam mengatur proses latihan. Akhirnya berkat obrolan tersebut mulailah memperbaiki hubungan agar mood baik ketika latihan karena satu team untuk event kesenian tersebut dan alhamdulillah kelas gue menang.
Next sewaktu kelas 2 SMA, gue masuk jurusan IPS karena emang suka hafalan aja sebenarnya. nah pertemanan gue dikelas itu sebenarnya ga ada problem sama teman ceweknya justru ada problem sedikit dengan beberapa cowok yang ada dikelas gue yang hobinya gangguin gue mulu. Gue kalau lagi belajar itu lebih suka tenang dan ga berisik. Karena lumayan berisik dan anak cowok itu ga bisa diam akhirnya gue luapkan lah segenap rasa kesal gue ke mereka yang mereka mungkin ga akan mengira gue semarah itu. Itu terjadi di awal kelas 2 setelah beberapa bulan akhirnya gue mulai terbiasa dengan suasana kelas gue. Gue mencoba untuk senyaman mungkin menerima kondisi tersebut. Akhirnya gue bisa nyaman sampai lulus SMA.
Kebetulan gue memutuskan untuk berkuliah di bandung. Gue jadinya enggak tau apakah sama cara etika budaya serta sociaty gue di padang dengan daerah rantau gue yaitu bandung. Gue lumayan senang sih sama daerah bandung. Selama perkuliahan gue banyak banget menemukan pertemanan baru dari berbagai daerah bahkan beda negara. Jadi bisa tukar pikiran, ikut kegiatan diluar kampus serta tipe anak luar daerah yang gue sangat senang" MEREKA MENGHARGAI PRIVASI SESEORANG, MEREKA MENGHARGAI PERBEDAAN DAN ENGGAK KEPO SAMA SEKALI SAMA KEHIDUPAN ORANG LAIN" jujur gue jarang banget menemukan hal itu sebelumnya. selama 3 tahun gue berkuliah alhamdulillah gue lumayan bisa mengikuti budaya daerah rantau tanpa susah payah. Seketika setelah 3 tahun berlalu gue sempat juga mutusin magang di Jogjakarta selama 6 bulan gue juga lumayan gampang untuk bersosialisasi dengan penduduk sana yang lumayan ramah dan seru buat belajar kebudayaan.
Setelah lulus kuliah gue balik ke daerah gue. Tapi gue merasa selama 3 tahun gue diperantauan gue selalu menemukan feedback buat diri sendiri serta buat daerah perantauan gue yang intinya gue kasih kontribusi entah itu event atau menempuh pendidikkan sekalipun serta mempelajari budaya-budaya daerah lain gue cukup senang. Satu yang gue lupa, GUE LUPA, KALAU GUE BELUM KASIH KONTRIBUSI BUAT DAERAH ASAL GUE SENDIRI, GUE LUPA AKAN TANAH KELAHIRAN GUE SENDIRI YANG HARUSNYA GUE ANGKAT MENJADI BUDAYA YANG BISA DIBANGGAKAN , KELALAIAN GUE YANG GUE SADARI DI KILAS BALIK 2017. Gue harap di 2018 ini gue punya kontribusi untuk daerah asal gue, entah apapun itu nantinya gue harap gue bisa berguna buat daerah gue sendiri baik itu besar atau sekecil apapun yakni untuk Padang, Sumatera Barat.
Disamping gue ikut seputar seminar, lomba dan event lainnya. gue juga sempat kecantol ikutan program "bela negara" ilmu banget nih gue saranin kalau disekolah atau di institusi manapun lo berada, kalau lo menemukan kegiatan kaya gini mending lo ikut deh. Ini berfaedah banget, kenapa gue sampai menyarankan sebegitunya karena ketika lo ikut program ini ibaratnya dapat "paket lengkap" lo bakal ketemu teman baru dari berbagai sekolah, pola pikir yang berbeda-beda menjadi satu nantinya, belum lagi pengalaman hidup dan materi seputar wawasan yang bisa dibilang kren lah untuk remaja seusia kita. Di program ini lo bakal dapat bekal ilmu seputar pbb, jadi enggak cuma di paskibra aja lo belajar pbb selain itu juga cara public speaking yang benar dan yang terpenting kekompakkan satu sama lain begitu terjalin selama rangkaian acara. mungkin nextime gue akan bahas seputar program apa aja yang pernah gue ikutin selama disekolah tapi di blog selanjutnya hehe.
Puncak ke-merosotan gue dalam berteman mulai lagi pas ada event untuk akhir semester 2 di tahun pertama sekolah. Gue sempat kepilih untuk jadi kepala divisi Drama untuk kesenian nah disana itu gue mencoba untuk perfect agar tidak ada kesalahan pada saat gue menjadi kepala divisi. akibatnya sedikit ada yang kontra karena latihannya tiap hari, dan gue masih suka ego kalau ada yang ga bisa datang buat latihan. Sampai di titik gue disadarin sama beberapa teman terdekat yang obrolin dari hati ke hati agar gue lebih bijaksana lagi dalam mengatur proses latihan. Akhirnya berkat obrolan tersebut mulailah memperbaiki hubungan agar mood baik ketika latihan karena satu team untuk event kesenian tersebut dan alhamdulillah kelas gue menang.
Next sewaktu kelas 2 SMA, gue masuk jurusan IPS karena emang suka hafalan aja sebenarnya. nah pertemanan gue dikelas itu sebenarnya ga ada problem sama teman ceweknya justru ada problem sedikit dengan beberapa cowok yang ada dikelas gue yang hobinya gangguin gue mulu. Gue kalau lagi belajar itu lebih suka tenang dan ga berisik. Karena lumayan berisik dan anak cowok itu ga bisa diam akhirnya gue luapkan lah segenap rasa kesal gue ke mereka yang mereka mungkin ga akan mengira gue semarah itu. Itu terjadi di awal kelas 2 setelah beberapa bulan akhirnya gue mulai terbiasa dengan suasana kelas gue. Gue mencoba untuk senyaman mungkin menerima kondisi tersebut. Akhirnya gue bisa nyaman sampai lulus SMA.
Kebetulan gue memutuskan untuk berkuliah di bandung. Gue jadinya enggak tau apakah sama cara etika budaya serta sociaty gue di padang dengan daerah rantau gue yaitu bandung. Gue lumayan senang sih sama daerah bandung. Selama perkuliahan gue banyak banget menemukan pertemanan baru dari berbagai daerah bahkan beda negara. Jadi bisa tukar pikiran, ikut kegiatan diluar kampus serta tipe anak luar daerah yang gue sangat senang" MEREKA MENGHARGAI PRIVASI SESEORANG, MEREKA MENGHARGAI PERBEDAAN DAN ENGGAK KEPO SAMA SEKALI SAMA KEHIDUPAN ORANG LAIN" jujur gue jarang banget menemukan hal itu sebelumnya. selama 3 tahun gue berkuliah alhamdulillah gue lumayan bisa mengikuti budaya daerah rantau tanpa susah payah. Seketika setelah 3 tahun berlalu gue sempat juga mutusin magang di Jogjakarta selama 6 bulan gue juga lumayan gampang untuk bersosialisasi dengan penduduk sana yang lumayan ramah dan seru buat belajar kebudayaan.
Setelah lulus kuliah gue balik ke daerah gue. Tapi gue merasa selama 3 tahun gue diperantauan gue selalu menemukan feedback buat diri sendiri serta buat daerah perantauan gue yang intinya gue kasih kontribusi entah itu event atau menempuh pendidikkan sekalipun serta mempelajari budaya-budaya daerah lain gue cukup senang. Satu yang gue lupa, GUE LUPA, KALAU GUE BELUM KASIH KONTRIBUSI BUAT DAERAH ASAL GUE SENDIRI, GUE LUPA AKAN TANAH KELAHIRAN GUE SENDIRI YANG HARUSNYA GUE ANGKAT MENJADI BUDAYA YANG BISA DIBANGGAKAN , KELALAIAN GUE YANG GUE SADARI DI KILAS BALIK 2017. Gue harap di 2018 ini gue punya kontribusi untuk daerah asal gue, entah apapun itu nantinya gue harap gue bisa berguna buat daerah gue sendiri baik itu besar atau sekecil apapun yakni untuk Padang, Sumatera Barat.
Komentar
Posting Komentar