Nikah Muda???
Ini adalah Blog pertama gue, mungkin blog pertama ini terkesan masih sangat kaku. akan tetapi disini gue hanya menyampaikan hasil pikiran-pikiran gue seputar hal-hal yang menjadi sudut pandang gue. oke, disini gue bakal bahas tentang lagi boomingnya Nikah Muda? kenapa gue mau ngebahas soal ini karena banyak sekali trend nikah diusia muda rentang umur 18-23 tahun, menurut gue itu usia yang amat muda untuk memutuskan menikah diumur segitu. gue bakal bahas satu-persatu tentang sudut pandang nikah muda.
Pertama dari segi umur diusia 18-23 tahun itu masih terbilang peralihan remaja-dewasa. karena diumur segitu banyak hal yang bisa dilakukan misalnya saja kuliah, bekerja, melakukan apapun yang dicita citakan dan sebagainya. diusia yang terbilang muda dengan emosi yang masih bergejolak dengan berbagai tingkah laku yang berbeda- beda baik itu perilaku baik maupun buruk. diusia segitu masa-masa dimana bisa ngelakuin apapun yang ingin dilakukan, masa-masa dimana bisa mengeksplore tentang diri sendiri. gue bukannya melarang atau menyalahkan bagi sebagian orang yang memutuskan untuk menikah diusia muda.
Sudut pandang yang kedua, banyak banget teman-teman,sepupu atau orang-orang disekitaran gue yang berani mengambil keputusan nikah muda dengan berbagai alasan. misalnya saja, memutuskan untuk menikah karena sudah terlalu lama berpacaran sehingga mungkin ia takut ditinggal oleh sang pacar atau tidak berjodoh nantinya. selain itu ada juga karena desakkan orang tua mengingat anaknya yang sudah lengket sekali dengan pasangannya. ada juga yang memutuskan untuk menikah diusia muda karena mungkin desakkan ekonomi karena ia tidak mau menyusahkan orang tuanya lagi, dan juga ada yang menikah muda mungkin karna ingin menghindari zina dan berpacaran setelah menikah. nah bagian alasan paling terparah adalah menikah karna liat orang lain pada nikah, liat sepupu, teman apalagi lingkungan terdekat pada mutusin nikah muda jadi pada milih ngikut semua. apakah semudah itu alasan untuk nikah mudah tanpa dipikir lebih matang lagi kedepannya??? seperti modal untuk nikah? persiapan bathin untuk nikah? semuanya harus dipikir secara matang dan jangan sampai terburu-buru.
Dan yang ketiga akhir dari sudut pandang gue yakni apakah setelah menikah muda akan menjadi akhir solusi dari segala hal yang ada dalam hidup? masalah hidup? beban hidup? perubahan bagi diri sendiri? apakah setelah menikah akan siap untuk berbagi kehidupan dengan orang lain, dengan seseorang yang dicintai. mencintai kelebihannya, kekurangannya, baik-buruknya, tingkah laku aneh dan itu sangat membutuhkan tenaga yang super exstra untuk menghadapi semua itu. menikahi seseorang berarti menikahi kulturnya, keluarganya, pekerjaannya, cita-citanya dan semua yang ada dikehidupan seseorang tersebut. gue punya 2 contoh dari kisah nikah muda diangkat dari kisah teman gue. sudut pandang gue pada teman gue perempuan yang pertama, ia mutusin nikah diumur 19 tahun diposisi itu dia udah bekerja sambil kuliah disamping itu orang tuanya juga menganggap dia sudah sangat mapan untuk menikah didukung lagi dengan calon suaminya yang juga udah siap lahir dan bathin seperti dia. kehidupan ia setelah menikahpun cukup santai dikarenakan mereka berdua sama-sama pekerja dan memiliki sifat dewasa satu sama lain. mungkin bagi sebagian orang itu masih sangat muda tapi setelah dijalani oleh mereka rasanya fine saja. contoh teman gue yang kedua yang berusia 22 tahun dia mutusin nikah dengan seseorang yang baru banget dia kenal 3 bulan dan itupun tidak melalui tahap pacaran. yang lelaki mendesak untuk menikahi teman gue ini, dikarenakan lelaki ini sudah mapan, punya harta yang berlimpah, punya keluarga yang cukup terpandang dan cukup kuat dalam beragama. akan tetapi setelah menikah si perempuan kurang nyaman dalam tatanan kehidupannya yang baru, karena ia baru mengetahui sifat asli lelakinya dikala menikah, tentang lelakinya yang terlalu memikirkan agama akan tetapi mengesampingkan dunia seutuhnya, setiap tindakan teman gue ini selalu saja bertentangan dengan dia, bahkan teman gue buat bikin skripsi aja dilarang sama dia karena menurut dia ngapain masih mikirin kuliah kalau udah berkeluarga? belum lagi teman gue buat hang-out bareng teman-teman yang lainpun tidak diperbolehkan padahal itu cuma sekali banget dan tetap aja ga dibolehin. yang terbesit diotak gue berarti dia tidak mencintai pasangannya secara keseluruhan dong. teman gue hanya bisa nangis dan curhat seputar kehidupannya setelah menikah dengan sedikit penyesalan karena begitu terburu-burunya ia mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya.
Dapat disimpulkan bahwa sebuah pernikahan apalagi diusia muda itu tidak mudah kalau belum siap lahir dan bathin, kalau belum siap secara lahiriah seperti modal nikah, persiapan peralatan nikah. nah yang bathin baik dari segi tingkat emosional yang masih sangat labil, mood yang berubah-ubah itu sangat amat mempengaruhi pernikahan kedepannya. diusia segitu harus mengurus seseorang yang baru masuk ke kehidupan kita bayangin peran sebagai suami-istri, sebagai kepala keluarga nantinya itu gak gampang. peran istri yang harus beberes rumah, masak, ngurus anak dan ngurus suami. lalu peran suami yang harus bekerja, menafkahi keluarga, ngasih makan anak orangpun ga boleh sembarangan dan asal-asalan nantinya. makanya banyak orang yang pernikahannya tidak langgeng dan memutuskan untuk bercerai karena belum siapnya lahir dan bathin atau salah satu dari faktor tersebut.
Komentar
Posting Komentar