PULANG KAMPUNG DITENGAH COVID 19
Sudah lama sekali gue ngak menulis di blog ini. Saking lamanya, ini blog jadi berdebu banget hehehe. Oh iya kali ini gue mau cerita nih soal pengalaman gue kenapa bisa pulang kampung padahal virus covid aja belum kelar. Rencana awal kepulangan gue itu sebenernya tepat H-7 sebelum lebaran idul fitri kemaren. Emang ga ada yang tau ya keadaan kedepannya. Sebesar apapun rencana, allah jauh lebih berkehendak dalam mengkondisikan keadaan kita sebagai manusia. Covid datang dan bikin kacau semua rencana awal yang harusnya happy bisa pulang kampung ke padang dan udah pesan tiket di bulan awal februari 2020 dan harus refund tiket karena tidak bisa melakukan perjalanan keluar masuk jakarta dan kalaupun bisa persyaratannya sangat ketat. Gue seharusnya pulang bersama teman 1 kos gue dan kita berdua harus bersabar untuk bisa pulang. Gue dan teman gue memutuskan untuk lebaran idul fitri dan idul adha di Jakarta dengan seadanya. Alhamdulillah masih dalam keadaan sehat.
Awal Agustus 2020 tepat setelah beberapa bulan covid ini ada di indonesia. Gue dan teman gue beneran menahan rindu buat bisa pulang. Kita melakukan berbagai cara. Kebetulan Jakarta udah kelar PSBB dan Padang pun sudah kelar. Kebetulan saat itu Padang masuk Zona Hijau. Akhirnya gue dan teman gue atur strategi supaya bisa tetap pulang dengan aman tanpa merugikan siapapun. Dari awal gue sama teman gue kebetulan satu kantor dan alhamdulillahnya kantor memfasilitasi untuk pelaksanaan SWAB Test dan hasilnyapun negatif. Kita berdua memutuskan untuk tidak posting apapun di sosial media perihal SWAB test karena itu sudah jadi persetujuan kita dengan kantor.
Langkah selanjutnya yaitu gue dan teman gue check tanggal aman untuk bisa pulang kampung. Kebetulan gue dan teman gue belum ambil jatah cuti di tahun 2020 ini dan kita berdua memutuskan untuk ambil cuti bekerja selama 2 hari. Karena kebetulan ditanggal 15 dan 16 Agustus 2020 jatuh pada hari libur sabtu dan minggu dan tanggal 17 seninnya kebetulan tanggal merah. Maka dua hari berikutnya kita cuti dan tanggal 20 dan 21 itu termasuk tanggal merah. Di hari minggu tanggal 23 Agustus 2020 kita berdua memutuskan balik ke Jakarta.
Setelah menentukan tanggal cuti dan perizinan. Gue dan teman gue memutuskan memesan tiket. Kebetulan di Traveloka ada beberapa maskapai penerbangan yang free Rapid Test. Akhirnya gue dan teman gue memilih maskapai Citylink untuk penerbangan kita. Setelah memesan tiket Pulang-Pergi, kita berdua melakukan rapid test di salah satu klinik yang sudah melakukan kerjasama dengan maskapai Citylink. Rapid test ini berlaku selama 14 hari. Setelah melakukan tes Rapid, alhamdulillah gue dan teman gue negatif hasilnya. Gue dan teman gue memutuskan cek di traveloka khusus maskapai yang kita gunakan yakni persyaratan untuk di Bandara. Kebetulan penerbangannya yakni dari Bandara Soekarno- Hatta. Hal yang perlu disiapkan tentu paling penting hasil Rapid test yang negatif, lalu kartu pencegahan corona dari Maskapai Citylink yang harus diprint dan diisi jika diperlukan buat jaga-jaga, Kartu Ehac bisa didownload aplikasinya by android atau bisa diprint biar lebih aman.
Berkas untuk perlengkapan seperti Rapid test, kartu Ehac dan dokumen kelengkapan tersebut tetap gue Fotocopy buat jaga-jaga kalau dibutuhin pas diperiksa di Bandara. Sebelum gue ke Bandara, gue dan teman gue udah prepare untuk protokol kesehatan seperti tetap pakai masker selama perjalanan, bawa handsanitezer, bahkan sarung tangan tetap gue bawa dan rajin cuci tangan. Gue juga tetap bawa tissu basah dan kering jika mau ke kamar mandi nantinya.
Tibalah saatnya di tanggal 15 Agustus 2020. Kebetulan gue dan teman gue kebetulan ambil jadwal penerbangan jam 13.00 siang. Akhirnya karena sempat tanya ke beberapa teman-teman yang udah pernah melakukan perjalanan keluar kota dengan pesawat bahwa 4 jam sebelum penerbangan harus udah di Bandara. Gue dan teman gue mutusin jam setengah 7 pagi udah naik Damri ke Bandara. Gue dan teman gue berpikir takut ribet dan takut ada perubahan jadwal maskapai soalnya. Sampai di Bandara Terminal 3 untuk maskapai Citylink. Awalnya di cek Boarding Past, bisa check in online atau offline langsung di bandara. Berhubung gue bawa bagasi jadi agak sedikit menunggu dan setelah dapat boarding past gue dan teman gue diarahkan sama petugas bandara ke tempat pengecekkan berkas. Awalnya yang di cek adalah hasil rapid test yang harus di beri Cap atau Stempel sebagai bukti bahwa aman melakukan perjalanan. Lalu masuk ke Gate 18 yang harus diperiksa suhu tubuh gue dan teman gue, serta di cek kembali hasil Rapid test, Ehac serta KTP dan Broading Past.
Setelah masuk ke Gate untuk penerbangan Citylink tujuan Padang. Dan sempat menunggu beberapa jam. Bandara pada saat itu cukup sepi sih. Selama di bandara gue dan teman gue pun tetap mematuhi protokol kesehatan dan pada saat akan memasuki pesawat pun tetap di cek hasil Rapid test dan Boarding past sama petugas Bandara.
Dari semua rangkaian diatas menurut gue itu ngak ribet sama sekali dan alhamdulillahnya dimudahkan semua untuk gue bisa pulang dengan selamat sampai ke Padang. Sampai di Bandara Internasional Minangkabau atau BIM. Tetap di cek hasil Rapid test dan Kartu Ehac itu paling penting. dan Sampai di rumahpun, gue tetap disemprotin Disinfektan, barang-barang yang gue bawa serta gue langsung mandi dan rendam baju yang udah gue gunakan biar aman dan keluarga gue enggak sampai kena virus Covid. Sehari sampai Padang pun gue masih tetap berada di rumah dan belum berani keluar rumah. Setelah merasa baik-baik aja baru gue bisa liburan bareng keluarga. Sekedar informasi juga pada saat mau pulang ke Jakarta gue tetap melakukan Rapid Test di klinik di daerah Padang, buat memastikan kondisi gue tetap aman dan alhamdulillahnya hasilnya negatif. Meskipun Rapid test yang awal udah cukup dan ga perlu test lagi karena berlaku 14 hari. Tapi gue tetap ingin melakukan test agar memastikan tetap aman pada saat kembali ke Jakarta.
Komentar
Posting Komentar