3 Sudut Pandang berbeda
Kenapa sebagai perempuan kita lebih sering diam ketimbang "berpikir kritis". Kritis disini, mempertanyakan tentang apa yang ingin kita tanyakan bukan sekedar ingin saja, melainkan memang perlu dipertanyakan???. Kita justru lebih sering menerima tanpa kejelasan bukan?. melalui tulisan ini gue bakal terjemahkan dalam bentuk cerita agar si pembaca paham gimana perasaan kaum perempuan dan apa yang ada dipikiran mereka selama ini.
Duduk di sebuah cafe ternama di Jakarta, sebut saja cafe X. Iya itu adalah tempat favorite nada, si perempuan yang hobi sekali setiap minggunya duduk di cafe entah untuk menghilangkan kepenatannya setelah bekerja atau hanya untuk sekedar minum kopi lalu lenyap dalam diamnya serta sejuta pikiran yang melayang.
Setelah 10 menitan nada berdiam diri duduk di cafe sendirian, ia terperagah dari arah kanan pintu cafe, ia menyadari ada sosok yang ia kenal beberapa tahun lalu, iya bagas, laki-laki berkulit putih, tinggi dan gagah. Bagas juga merupakan teman semasa SMA nada bahkan juga sekampus dengan nada. Tanpa pikir panjang bagas segera menghampiri nada dan duduk di depan nada.
Bagas : Hai nad, masih aja ya lo hobi ngopi disini?dengan wajah senyum sumringah.
Nada : Dengan wajah yang keliatan grogi dan panik . Hai, gas, apa kabar? lo sendiri ngapain disini?
nada panik bukan karena ia masih mencintai bagas, mantan yang ia pacari beberapa tahun
lalu, bahkan keluarga bagas dan nada sudah saling mengenal satu sama lain tapi semenjak
nada dan bagas LDR dikarenakan magangnya nada yang beda kota dengan bagas akhirnya
berakhirlah sebuah hubungan, dan nada rasa penyebabnya bukan itu saja masih ada yang
yang lain hanya saja nada belum sempat bertanya bagas sudah menghindari segala bentuk pertanyaan.
Bagas : Iya, gue iseng aja lagi pengen ngopi disini, bentaran doang sih gue disini.
Nada : oh gitu,.( dalam hati nada tak habis pikir bagaimana bisa bagas yang sudah meninggalkan dia begitu saja, bisa-bisanya mengeluarkan ekspresi seakan tak ada salah pada saat bertemu kembali,
bagas yang selama pacaran lebih suka ngambek ga jelas ketika nada telat membalas pesan via bbm chatnya, atau marah karena nada ga ikut acara penting dikeluarga bagas, atau bagas yang suka uring-uringan ketika nada telat sedikit berdandan atau justru marah besar kalau nada tidak menggunakan outfit yang tidak sesuai dengan yang bagas harapkan? bagaimana bisa? sayangnya itu hanya ada dalam pikiran nada saja tanpa ia ungkapkan.
Bagas : Eh nad, pacar lo siapa sekarang? hehehe dengan suara yang sedikit pelan
Nada : Hahaha, ga ada gas, gue lagi banyak kegiatan jadi ga kepikiran hal begituan ( bagaimana bisa gas, dengan gampangnya lo nanya hal itu, bahkan pas gue mau wisuda aja lo masih sempat-sempatnya pengen jadi pendamping wisuda gue setelah apa yang lo lakukan).
Bagas : Oh gitu, eh iya kopi pesanan gue udah datang, gue duluan balik ya teman gue nungguin di mobil.. . dahh
Nada : Iya gas, byee ( setidaknya kita tetap temenan gas, walau lo mantan tapi gue ga ngebenci lo sama sekali, begitupun lo sebaliknya. Bahkan bagas turut hadir diwisuda gue, bagas yang anaknya bosan untuk nungguin orang lain tapi ia juga sosok paling sabar untuk dimintain tolong ini dan itu. bagas yang mau direpotin untuk sekedar minta ditemenin makan, untuk sekedar minta ditemenin kesana-kesini dan untuk sekedar jemput gue yang rumahnya lumayan jauh sebenarnya dari rumah gue. Bagas juga anak yang menjaga banget biar perempuan terlindungi dengan baik entah itu pas nyebrang sekalipun. Setidaknya baik buruk bagas jadi kenangan tersendiri untuk nada.
Nada masih berkecimpung dengan pikirannya sendiri setelah bagas berlalu, tanpa ia sadari kopi yang ia minum akan habis, akhirnya nada memutuskan segera untuk memesan minum lagi dan memesan sebuah roti untuk mengganjal perutnya. Nadapun bergegas ke tempat barista. Ada yang menepuk pundak nada dari belakang, nada pun kaget bukan kepalang.
Nada : hah... sosok yang menepuk pundaknya adalah yogi, laki-laki yang berbadan kurus, tinggi dan berkulit sawo matang. Yogi juga merupakan karakter yang sangat penyabar dan seru untuk diajak kemanapun. Iya yogi juga mantannya nada, nada putus dengan yogi karena memang nada merasa sudah tidak sevisi dan semisi dengan yogi. Yogi memang lebih tua umurnya dari nada tapi soal pola pikir nada justru lebih dewasa ketimbang yogi. Yogi masih suka main-main dengan teman-temannya dan lebih tertarik kehidupan malam. Itu yang membuat nada ga respect dengan yogi. Dari balapan sampai minum-minuman yogi sudah menjajal semuanya.
Yogi : Hai nad, masih ingat gue gak ?udah lama nih lo ga ke bali pasti lupa sama gue?
Nada : haii yogi ( dengan wajah sumringah nada ) apa kabar?
( gimana gue bisa lupa gi, lo teman pertama gue pas gue magang, lo juga baik banget udah ngajak gue kesana-kesini buat nyobain makanan khas bali dan sekalian traveling. Karna badan yogi yang tinggi banget jadinya gue keliatan kecil banget dan kita berdua suka dikira kakak adik bahkan selama pacaran sama yogi, gue lebih sering dikira adiknya).
Yogi : Kapan nih main ke bali lagi? ntar gue ajakkin main-main lagi?
Nada : kapan-kapan gi, heheh, lo kok disini dalam rangka apa?
Yogi : gue touring motor sama teman-teman, jadi ga sengaja pengen beli kopi disini deh. lo sendiri ngapain sendirian disni?
Nada : gue? gue emang hobi minum kopi disini gi. ( masih terbayang dibenak nada, gi ternyata lo ga berubah ya masih tetap sama, masih suka ngumpul bareng teman-teman lo, kadang gue juga kangen makan indomie rebus bareng lo pas ujan-ujan pulang ngantor atau cuma sekedar ngeledek satu sama lain kalau lagi makan bareng juga suka berbagi makanan satu piring hmm).
Yogi :lagi sibuk apa nad sekarang? kebetulan gue lagi sibuk buka usaha bareng teman gue dan ya ini gue lagi masih suka touring.
Nada : gue lagi ngantor aja sih gi, sebuah agency gitu hehe. ( yogi sepertinya memang lebih senang buka usaha bareng teman-temannya , karena bagi yogi bekerja dibawah tekannan bos ia kurang menyukai karna itu juga yogi suka gonta-ganti kerjaan. Apalagi sikap yogi yang suka menyepelekan beberapa hal termasuk skripsi, untung udah lulus sekarang wkwkwk. masih ingat dibenak gue gi, gimana gue nyemangatin lo untuk menempuh gelar sarjana, karna umur yogi juga udah masuk 24 pada saat itu, sampe akhirnya yogi lulus itu kebahagian bagi nada).
Yogi : Nad, hmm lo beneran ga ada rencana ke bali lagi? dengan nada yang lumayan rewel
Nada : belum tau gi, kenapa sih emangnya? lagian gue lagi banyak kerjaan disini. ( justru kalau gue balik ke bali, banyak kenangan gi, dari lo gue bisa belajar sisi sudut pandang laki-laki itu ga seluruhnya hidupnya lurus-lurus aja kaya tol jakarta. Dari lo gue juga belajar kesederhanaan, yogi sosok laki-laki yang suka banget ngabarin kalau ada apa-apa serba duluan, entah via wa ataupun telfon. tapi disisi lain sikap yogi yang suka menyepelekan sesuatu kaya" ah pikir besok aja ngerjain ini, ngerjain itu hari lain masih banyak" seakan-akan bagi yogi hidupnya itu ga butuh deadline.
Yogi : engga sih, gue kangen ngajak lo jalan bareng aja, yaudah deh gue duluan ya kopi gue udah jadi nih, kalau ada apa-apa kabarin gue yaah daaah.
Nada : eh iyaa gii daah. ( gimana bisa hari ini gue ketemu 2 sekaligus di hari yang sama dan waktu yang berbeda. nada pun kembali duduk di tempatnya tadi. Sambil memakan roti yang ia pesan barusan. baru ngabisin roti tiba tiba dari arah kaca samping nada duduk, ada yang menyapanya dari balik kaca. iya laki-laki yang berbadan tegap, siapa lagi kalau bukan Rio.
Laki-laki yang berkulit coklat, badan super ideal dan senyum di lesung pipitnya yang selalu dirindukan nada dulunya.
Laki-laki yang berkulit coklat, badan super ideal dan senyum di lesung pipitnya yang selalu dirindukan nada dulunya.
Rio : hai nad, apa kabar? rio yang memasukki cafe dan langsung duduk menyapa nada.
Nada : hai Rio, baik kok, lo apa kabar? ngapain disini?
Rio : Gue alhamdulillah baik, gue dapat tugas ngantor dekat sini, hehe
Nada : oh gitu enak dong ya bisa ngafe disini terus ( rio emang beda dari yogi maupun bagas. sosoknya lebih kalem, ga banyak omong dan terpenting rio lebih misterius. Dia adalah tipe laki-laki yang ga banyak ngejelasin tentang dirinya ke nada, tapi point itu yang bikin gue gregetan sendiri, sampai sekarang gue ga pernah tau gimana perasaan rio ke gue. )
Nada : Keluarga lo gimana rio, sehat?
Rio : alhamdulillah sehat juga kok, keluarga lo gimana nad?
Nada : baik juga, lo kapan pulang kampung lagi?
Rio : mungkin pas dapat cuti sih nad, lo sibuk apaan sekarang, kerja dimana ?
Nada : gue kerja di agency gitu sekarang hehe. ( masih dengan tatapan sendunya rio bikin nada selalu deg-deggan dan ga berani menatap rio lebih lama dear teman SMAku, bagaimana bisa menyentuh hati seseorang lebih dalam ketika dua karakter berbeda bisa didekatkan tapi tak menyatu pikir nada lebih dalam lagi). tanpa pikir panjang nada bertanya lagi. Rio pacar lo sekarang siapa?
Rio : Hahaha, enggak ada nad .
Nada : dalam lirih hati ( dengan lirikan mata yang mencoba mengalihkan segalanya ( why? segampang itu dia jawab enggak ada? terus gue selama ini apaan? pikir nada lebih dalam. Rio laki-laki yang ia kenal lebih dari 7 tahun lalu masih tetap sama dengan ketidakpastiannya. Dengan ketakutan dan keraguannya akan sebuah hubungan yang berkomitment. Entah apapun itu beberapa hal yang terjadi dalam hidup rio yang mungkin membuat rio tak ingin lebih dalam kepada nada. Pada akhirnya nada hanya bisa bersabar.
Nada : lo selalu gitu? ditanya jawabnya ga ada, eh tiba-tiba ntar malah ada...
Rio : Hahaha ya mau gimana nad kalau emang ga ada dengan ekspresi datar rio yang selalu menjadi andalan rio untuk menutupi segalanya.
Nada : Rio, gue duluan ya udah jam 5 sorean, gue ada janji sama teman gue, gue duluan ya daah.
( gue ga ingin lebih lama lagi berkutik dengan segala kekonyolan ini karena pada akhirnya gue tau inti dari semuanya mending gue segera menyepi dari sini pikir nada).
Rio : Eh iya nad, duluan aja, gue masih nungguin kopi gue kok hehe.
Nada : bisa-bisanya ya dia enggak nahan gue buat ngobrol lebih dalam. Itulah rio sosok yang selalu ga habis pikir bikin gue selalu ga ada hentinya untuk mengalihkan segala perasaan tentang dia...
Nada : dalam lirih hati ( dengan lirikan mata yang mencoba mengalihkan segalanya ( why? segampang itu dia jawab enggak ada? terus gue selama ini apaan? pikir nada lebih dalam. Rio laki-laki yang ia kenal lebih dari 7 tahun lalu masih tetap sama dengan ketidakpastiannya. Dengan ketakutan dan keraguannya akan sebuah hubungan yang berkomitment. Entah apapun itu beberapa hal yang terjadi dalam hidup rio yang mungkin membuat rio tak ingin lebih dalam kepada nada. Pada akhirnya nada hanya bisa bersabar.
Nada : lo selalu gitu? ditanya jawabnya ga ada, eh tiba-tiba ntar malah ada...
Rio : Hahaha ya mau gimana nad kalau emang ga ada dengan ekspresi datar rio yang selalu menjadi andalan rio untuk menutupi segalanya.
Nada : Rio, gue duluan ya udah jam 5 sorean, gue ada janji sama teman gue, gue duluan ya daah.
( gue ga ingin lebih lama lagi berkutik dengan segala kekonyolan ini karena pada akhirnya gue tau inti dari semuanya mending gue segera menyepi dari sini pikir nada).
Rio : Eh iya nad, duluan aja, gue masih nungguin kopi gue kok hehe.
Nada : bisa-bisanya ya dia enggak nahan gue buat ngobrol lebih dalam. Itulah rio sosok yang selalu ga habis pikir bikin gue selalu ga ada hentinya untuk mengalihkan segala perasaan tentang dia...
Komentar
Posting Komentar