Pulang Menuju Kehampaan
Sepagi ini masih bisa menghirup udara dengan keadaan yang biasa-biasa saja.
menyadari hari-demi hari, detik -demi detik, bahkan waktu sekalipun terus berjalan.
bagaimana bisa merasa dalam keadaan nyaman perihal pekerjaan,pendidikan dan percintaan.
merasa baik melalui hari-hari dari pagi hingga petang.
tepatnya dikota metropolitan nan rumpah ruah dengan sepersekian perjalanan.
Masih bisa menyimpulkan senyuman paling menawan
padahal hati didera perasaan kalut dan bimbang perihal perjalanan hidup
kembali membuka catatan pikiran
terusik kembali bagaimana luka-luka masa lalu yang bisa membuat utuh menjadi seperti sekarang.
namun perihal doa yang begitu kuat dilantukan dalam hati
perlahan luka-luka yang tadinya begitu besar lalu mengecil meski tak hilang
dibalik itu semua terpikirkan bagaimana kamu mengabaikan hal lainnya
perihal keluarga yang selalu ada, perihal para teman-teman yang silih berganti dan segala hal yang patut disyukuri mestinya dalam hidup yang sekecil ini.
Sekali lagi, pulang menuju sebuah kehampaan
mengajarkan bahwa ketika hampa
perlu kembali berbicara dengan hati dan pikiran agar mau bertoleransi
sekali lagi pulang menuju kehampaan.
Komentar
Posting Komentar